MAKALAH
Sumber Daya
Pendukung Keberhasilan Implementasi Kurikulum
Dosen Pengampu: Milda Amalia, M.Pd.I
Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum PAI
Oleh Kelompok 9:
ANNUR KHUSAIRIK
SAUFI
SISTRIANI
Semester VII B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-HAUDL KETAPANG
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional
adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki
peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem
program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga
pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan
sekolah yang bermutu.
Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional
merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa indonesia
yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantab dalam menghadapi era
globalisasi ini. Untuk dapat terlaksananya kurikulum yang baik tentunya ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan yakni mengenai sumber daya pendukung
keberhasilan implementasi kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum di sekolah tidak terlepas dari
beberapa sumber daya pendukung, diantaranya adalah manajemen sekolah,
pemanfaatan sumber belajar, penggunaan media pembelajaran, penggunaan strategi
dan model-model pembelajaran, kinerja guru, pemantauan pelaksanaan
pembelajaran, manajemen peningkatan mutu pendidikan.
A.
Manajemen Sekolah
1.
Pengertian
Manajemen Sekolah
Menurut Kathryn M. Bartol dan David C. Martin manajemen adalah
proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari
empat fungsi utama, yaitu merencanakan ( planning ), mengorganisasikan (
organizing ), memimpin ( leading ), dan mengendalikan (controling).
Dengan demikian manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.[1]
a.
Manajemen Kurikulum
Merupakan substansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar
manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan siswa dan mendorong guru untuk
menyusun terus-menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
b.
Manajemen Kesiswaan
Ungkapan manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan
kesiswaan. Penulis tidak lagi mendiskripsikan pengertian manajemen dalam
makalah ini mengingat pada makalah sebelumnya yang berjudul manajemen
personalia telah dibahas secara terperinci dan jelas pengertian manajemen.
Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang
menyangkut dengan peserta didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa.[2]
Dengan demikian manjemen kesiswaan memiliki pengertian suatu proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolahmulai dari
perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di
sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui
penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif.
c.
Manajemen personalia
Personalia ialah semua anggota organisasi yang berkerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai
tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para
guru, para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manejer
pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru.[3]
Yang dimaksud dengan manajamen personil adalah segenap proses penataan yang
bersangkut paut dengan masalah memperoleh dan menggunakan tenaga kerja untuk
demi tercapainya tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.
d.
Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan.
Sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggungjawaban dalam
menggunakan keuangan, baik pemerintah pusat maupun daerah. Adapun Maisyarah
sebagaimana dikutip oleh Sulistiyorini menjelaskan bahwa manajemen keuangan
adalah suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga
orang lain.
Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
sampai dengan pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah tersebut dimulai
dengan perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggung jawaban
keuangan.[4]
Manajemen keuangan di sekolah Islam atau madrasah terutama berkenaan dengan
kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana,
pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara
mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian
serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas.
Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk
kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu
diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan
baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.[5]
e.
Manajemen Sarana dan
Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah merupakan
tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik seperti gedung, mebeler, dan
peralatan sekolah lainnya. Dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja,
memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya
efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah.[6]
2.
Fungsi
Manajemen
Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu :
a.
Perencanaan
(Planning)
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah
bagi setiap kegiatan sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan
seefisien dan seefektif mungkin.
T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan yakni (a)
membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama; (c) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran; (d) membantu
penempatan tanggung jawab lebih tepat; (e) memberikan cara pemberian perintah
untuk beroperasi; (f) memudahkan dalam melaksanakan koordinasi di antara
berbagai bagian organisasi; (g) membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan
lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan (i)
menghemat waktu, usaha dan dana.[7]
b.
Pengorganisasian
(organizing)
George R. Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan tertentu.[8]
c.
Pelaksanaan
(Actuatung)
Pelaksanaan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya.[9]
d.
Pengawasan
(controlling)
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan, di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.[10]
B.
Pemanfaatan Sumber Belajar
1.
Pengertian
Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang membantu dalam
proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang dapat
dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan
bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,
orang, atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan)
belajar bagi siswa. Sumber belajar adalah bahan-bahan
yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa
buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan
sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.[11]
Sumber belajar dapat dikategorikan ke dalam enam jenis, yaitu
pesan; orang; bahan; alat dan peralatan; teknik, dan lingkungan. Selain itu
dari sisi perancangannya, sumber belajar itu dapat dipilah menjadi dua jenis,
yaitu sumber belajar yang dirancang dan sumber belajar yang dimanfaatkan.[12]
Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses
pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum bahwa proses pembelajaran yang
efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber
belajar.
2.
Fungsi
Dan Manfaat Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki beberapa
fungsi, yaitu (a) meningkatkan produktivitas pendidikan; (b) memberikan
kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual (c) memberikan dasar yang
lebih ilmiah terhadap pembelajaran; (d) lebih memantapkan kegiatan
pembelajaran; (e) memungkinkan belajar secara seketika dan (f) memungkinkan
penyajian pendidikan yang lebih luas.
Adapun manfaat sumber belajar, yaitu
untuk memberikan pengalaman belajar yang konkret tidak langsung kepada siswa;
menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara
langsung dan konkret, menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di
dalam kelas.[13]
3.
Pemanfaatan
Sumber Belajar Dalam Implementasi Kurikulum di Sekolah
Dalam hal ini diperlukan kreatifitas
seorang guru dalam mengajar yakni bisa dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
belajar. Selain itu diperlukan dukungan terhadap optimalisasi sumber belajar
tersebut.[14]
C.
Penggunaan Media Pembelajaran
1.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan
sebagai `perantara`. Dalam Bahasa arab,
media adalah perantara ( ÙˆَسَائِÙ„ْ)
atau pengantar pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[15] Penggunaan media pembelajaran didasarkan pada konsep bahwa belajar
dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain dengan mengalami secara
langsung, mengamati orang lain dan dengan membaca serta mendengar.
2.
Fungsi Media
Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh
Livie dan Lentz adalah media pembelajaran khusunya pada media visual, yaitu
fungsi atensi, fungsi atektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi berarti media visual merupakam inti,
menarik, dan pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajarannya, dan fungsi atektif maksudnya adalah media
visual yang dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar
membaca teks bergambar, kemudian fungsi kognitif bermakna media visual
mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar,
selanjutnya fungsi kompensatoris artimya media visual memberikan konteks untuk
memahami teks membantu pembelajar yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
Dari beberapa fungsi media visual tersebut dapat dikatakan belajar dari
pesan visual memerlukan keterampilan tersendiri, karena melihat pesan visual,
tidak dengan sendirinya akan mudah memahami atau mampu belajar. Pembelajar
harus dibimbing dalam meneriam dan menyimak pesan visual secara tepat.[16]
3.
Kedudukan
Media Dalam Pembelajaran
Kedudukan media dalam komponen
pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media
apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi.
Kontribusi media terhadap
pembelajaran menurut Kemp dan Dayton adalah (1) menyampaikan pesan pembelajaran
dapat lebih terstandar; (2) pembelajaran lebih menarik; (3) pembelajaran lebih
interaktif dengan menerapkan teori belajar; (4) waktu pelaksanaan pembelajaran
dapat diperpendek; (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.[17]
D.
Penggunaan Strategi dan Model-Model Pembelajaran
1.
Pengertian
Strategi, Pendekatan, dan Model Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Kellen
mencatat bahwa terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sementara itu pendekatan yang berpusat
pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inquiry dan discovery serta
pembelajaran induktif.[18]
Sementara itu, strategi menurut kemp
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi berbeda
dengan metode. Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai
sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi.[19]Banyak
bentuk strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh guru, di antaranya
adalah strategi pembelajaran kooperatif, dan strategi pembelajaran berbasis
masalah.
Adapun model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.[20]
2.
Dasar
Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
a.
Pertimbangan
terhadap tujuan yang hendak dicapai
b.
Pertimbangan
yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c.
Pertimbangan
dari sudut peserta didik
3.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Teori yang melandasi pembelajaran
kooperatif adalah teori kontruktivisme. Dalam teori ini lebih mengutamakan pada
pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari
solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau
keterampilan yang diharapkan.
Dalam model pembelajaran kooperatif
ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan
penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri.
4.
Pendekatan
Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru dituntut dapat memilih
pendekatan pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara
aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Pembelajaran berbasis masalah
adalah penggunaan berbagai kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala
sesuatu yang baru, dan kompleksitas yang ada.
Model pengembangan kurikulum ada yang bersifat deduktif dan
induktif. Kurikulum dalam PBM meliputi tiga hal berikut :
a.
Mega
Level; profil lulusan yang diharapkan, tujuan umum program; pegetahuan,
keterampilan, sikap, dan kompetensi lainnya yang menekankan pada pengembangan
disiplin ilmu.
b.
Makro
level; latihan dan modul tujuan lembaga, belajar dari materi dan silabus,
penilaian tujuan, struktur, kriteria dan kegiatan evaluasi.
c.
Mikro
level; struktur kegiatan, jadwal sesi PBM, tutorial, struktur belajar mandiri
dan kemasan belajar, sumber masalah dan belajar.[21]
5.
Model-Model
Pembelajaran
a.
Model
interaksi sosial
b.
Model
pemrosesan informasi
c.
Model
personal
d.
Model
modifikasi tingkah laku
e.
Model
pembelajaran kontekstual
f.
Model
pembelajaran tematik
g.
Model
pembelajaran PAKEM
E.
Kualitas Kinerja Guru
Menjadi guru kreatif, menggairahkan dan disenangi peserta didik merupakan
kebanggaan bagi pendidik sejati. Tetapi bagaimana caranya masih banyak yang
menghadapi kesulitan. Dua hal kegiatan guru di kelas, yakni mengajar dan
mengelola kelas. Sering dijumpai bahwa guru lemah dalam mengelola kelasnya,
sehingga pembelajaran tidak berhasil maksimal.seorang guru dituntut untuk lebih
kreatif dan mengembangkan materuinya.
Pengembangan profesionalisme guru secara aktif dan terintegrasi akan melahirkan
sosok guru yang kreatif dan inovatif, guru demikian akan menjadi motivator yang
handal bagi pengembangan karakter sisiwa , menjadi sosok yang dapat digugu dan
ditiru ( teladan ).[22]
Kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan
orientasi prestasi. Ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell dapat dilihat dari quality
of work, promthness, initiative and communication. Keempat komponen
tersebut merupakan ukuran standar kinerja yang dapat dijadikan dasar untuk
mengetahui baik buruknya kinerja seorang guru.
Ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru,
antara lain: (1) menguasai bahan/materi pelajaran; (2) mengelola program
pembelajaran; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media dan sumber belajar;
(5) menguasai landasan pendidikan; (6) mengelola interaksi pembelajaran; (7)
menilai prestasi belajar siswa; (8) mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan
penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; (10)
memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.[23]
Sementara menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI NO 16
tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, standar
kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke dalam empat kompetensi, yaitu:
a.
Kompetensi
pedagogik
b.
Kompetensi
kepribadian
c.
Kompetensi
sosial
d.
Kompetensi
profesional[24]
Beberapa
kegiatan guru dalam upayanya mengembangkan kurikulum yang berlaku di sekolah
yakni meliputi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum. Adapun
melaksanakan kurikulum yang dimaksud adalah guru mampu mengimplementasikannya
dalam proses belajar mengajar.
Dalam
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, seyogianya seorang guru memahami
langkah-langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah tersebut meliputi: tahap
permulaan, tahap pembelajaran dan tahap penilaian serta tindak lanjut.
a.
Menjadi Guru Yang Berkualitas
1)
Guru harus memiliki profesionalisme di bidangnya.
2)
Guru harus mempersiapkan bahan ajar
3)
Guru harus dapat menyampaikan materi dengan jelas.
4)
Guru harus dapat mengelola kelas
5)
Guru harus melakukan evaluasi
6)
Guru harus dapat berhubungan baik dengan orang tua siswa.
b.
Kriteria Guru
Berkualitas:
1)
Selalu punya energi
untuk siswanya. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
2)
Punya
keterampilan mendisiplinkan yang efektif.
3)
Punya keterampilan
manajemen kelas yang baik
4)
Bisa berkomunikasi yang
Baik dengan Orang Tua
5)
Punya harapan yang
tinggi pada siswanya
6)
Pengetahuan tentang
Kurikulum .[25]
F.
Monitoring Pelaksanaan Kurikulum (pembelajaran)
Kegiatan memantau pelaksanaan pembelajaran harus terus dilakukan
agar pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan baik. Kegiatan memantau
pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung melalui kegiatan monitoring antara seorang
pemantau dengan seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat dilakukan sebaik mungkin. Dengan kegiatan pemantauan ini
diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga proses
pembelajaran menjadi kegiatan yang menyenangkan siswa. Hal ini disebabkan
karena layanan yang diberikan mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan siswa.[26]
1.
Konsep
Dasar Memantau Pelaksanaan Pembelajaran
Memantau pelaksanaan pembelajaran
adalah kegiatan monitoring yang menyertakan proses pengumpulan, penganalisisan,
pencatatan, pelaporan, dan penggunaan informasi manajemen tentang pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Fokus kegiatan memantau pelaksanaan pembelajaran ada
pada kegiatan dan tingkat capaian dari perencanaan pembelajaran yang telah
dibuat berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan memantau pelaksanaan
pembelajaran berkaitan dengan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan pengidentifikasian tindakan untuk memperbaiki kekurangan dalam
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
2.
Tujuan
Utama Kegiatan Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran
a.
Menyediakan
informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen yang efektif oleh pengawas
satuan pendidikan.
b.
Mendorong
diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran bersama para guru dan
merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan
c.
Menyediakan
sumber informasi kemajuan/prestasi utama bagi para pengambil keputusan.[27]
Sebaik apapun hasil
perancangan/desain/rencana pembelajaran dan pengembangan kurikulum yang
berbasis pada kompetensi siswa, keberhasilan pelaksanaan dalam mencapai tujuan
kurikuler sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
guru, ketersediaan sarana dan prasarana, sistem penilaian yang digunakan, buku
sebagai sumber belajar, perangkat pembelajaran berupa silabus, dan pemberdayaan
peran serta masyarakat dalam seluruh kegiatan pendidikan.
a)
Guru
Kegiatan utama yang harus dipantau adalah aktivitas guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Sehebat apapun kurikulum, silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dan dirancang, keberhasilannya
sangat tergantung pada implementasi rancangan tersebut oleh guru.
Dengan demikian, pada tataran pengembangan kurikulum,implementasi
kurikulum, dan perencanaan pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat
penting dan strategis. Diantara peran tersebut adalah:
1.
Memonitor
kegiatan belajar siswa
2.
Memberikan
motivasi
3.
Menata
dan memantau perilaku siswa
4.
menyediakan
dan menciptakan model-model pembelajaran yang akurat
5.
Membimbing
dan menjadi “teman” diskusi
6.
Menganalisis
kebutuhan dan interest siswa[28]
SIMPULAN
Kurikulum dapat dikatakan berhasil
baik jika para pengelola pendidikan mampu melibatkan stake holders terutama peningkatan kinerja
dan kualitas tenaga kependidikan , peningkatan mutu sekolah dengan cara
memaksimalkan pelaksanaan manajemen sekolah dengan dinamis dan seimbang serta
melakukan monitoring terhadap kurikulum. Kepimpinan kepala sekolah yang efektif
dan kemampuannya mendayagunakan seluruh potensi sekolah dalam membangun
kerjasama yang baik terhadap unsure sekolah sangat penting baik secara external
maupun internal. Beberapa sumber daya pendukung keberhasilan implementasi
kurikulum tersebut perlu dipertimbangkan oleh setiap unsur pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu, karena dampak konkret dari terlaksananya
kurikulum tersebut akan dirasakan langsung oleh siswa atau peserta didik dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Seorang guru perlu kreatif untuk memanfaatkan
berbagai sumber dan media belajar, menggunakan strategi, metode, model
pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran sebagai pendukung keberhasilan
implementasi kurikulum.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar
Kasful & Harmi Hendra. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Apriliakartiana.sumber
daya pendukung keberhasilan kurikulum.http://apriliakartiana.blogspot.com/2013/05/sumber-daya-pendukung-keberhasilan_6.html.Rabu
28 september 2016 pukul 18.30 WIB.
Arsyad. Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Gunawa, H Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Nurainiarifina.blogspot.com/2015/04/faktor-keberhasilan-implementasi.html.Rabu, 28
september 2016 pukul 18.30 WIB.
Pidarta,
Made. 2004. Manajeemn Pendidikan Indonesia cet II. Jakarta: Rineka Cipta
Rasmi
sary. Manajemen Kurikulum. Http://rasmisary.blogspot.com/2012/06/manajemen-kurikulum.html.
Rabu 28 september 2016 pukul 18.30 WIB.
Rusman. 2014. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada
sanaky
AH Hujair. 2011. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: kaukaba
Siagian,
P Sondang. 2001. Audit Manajemen.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Sulistiyorini. 2009. Manajemen
Pendidikan Islam: Konsep, strategi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Teras
[2] Ary
H Gunawa.Administrasi Sekolah.(Rineka Cipta:Jakarta.1996).hlm.9
[3] Made Pidarta, Manajeemn Pendidikan Indonesia cet II, (Rineka
Cipta:Jakarta, 2004), hal.108.
[4]
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan
Islam: Konsep, strategi, dan Aplikasi, (Teras:Yogyakarta, 2009),hlm. 130.
[5]
Sondang P. Siagian, Audit Manajemen,
(PT Bumi Aksara:Jakarta, 2001), hlm. 120.
[6]
Dr.Rusman.op.cit.hlm.129
[7] Ibid.hlm.122
[8]
Ibid.hlm.124
[9]
Ibid.hlm.125
[10]
Ibid.hlm.126
[11] Dr.
Kasful Anwar & Hendra Harmi. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. ( ALFABETA:Bandung.2011).hlm.174
[12] Dr.
Rusman.op.cit.hlm.130
[13]
Ibid.hlm.134-135
[14]
Ibid.Hlm.139
[17]
Dr.Rusman.op.cit.hlm.154
[18]
Ibid.hlm.193
[19]
Ibid.hlm.194
[20]
Rasmi sary. Manajemen Kurikulum. Http://rasmisary.blogspot.com/2012/06/manajemen-kurikulum.html.
Rabu 28 september 2016 pukul 18.30 WIB.
[21] Dr.Rusman.op.cit.hlm.213
[22] Nurainiarifina.blogspot.com/2015/04/faktor-keberhasilan-implementasi.html.Rabu, 28 september
2016 pukul 18.30 WIB.
[23] Dr.
Rusman.op.cit.hlm.319
[24]
Ibid.hlm.320
[25]
Apriliakartiana.sumber daya pendukung keberhasilan kurikulum.http://apriliakartiana.blogspot.com/2013/05/sumber-daya-pendukung-keberhasilan_6.html.rabu
28 september 2016 pukul 18.30 WIB.
[26]
Dr.Rusman.op.cit.hlm.362
[27]
Ibid.hlm.363
[28]
Ibid.hlm.366
mantap
BalasHapus